"Setia Menjaga Cahaya Seni, Meski Tak Mengaku Seniman" Perkenalkan, saya JALI , nama lengkap Tengku Said Muhammad Rozali al Ya...
"Setia Menjaga Cahaya Seni, Meski Tak Mengaku Seniman"
Perkenalkan, saya JALI, nama lengkap Tengku Said Muhammad Rozali al Yahya.
Saya lahir di Kota Dumai, 22 Februari 1969, dan sejak itu, kota ini telah menjadi nadi kehidupan saya—tempat saya tumbuh, menua, dan mencintai banyak hal, termasuk seni yang menyala diam-diam di dalam dada.
Saya ayah dari dua putri dan satu putra, dan hingga kini masih memilih tinggal di Dumai—bukan hanya karena ini tanah kelahiran, tapi karena di sinilah hati saya merasa pulang. Saya menempuh pendidikan di Dumai, dan menuntaskan jenjang terakhir di STM Muhammadiyah, Pekanbaru.
💫 Saya Bukan Seniman, Tapi Saya Menyayangi Jiwa Seni
Saya tidak menyebut diri saya seorang seniman.
Tapi saya mencintai mereka yang menggunakan seni sebagai cara hidupnya.
Saya mencintai senyum yang muncul setelah seseorang menari, menyanyi, melukis, atau menabuh nada. Saya merasa bahagia melayani, menemani, dan menyaksikan mereka bersinar.
Saya pernah mengiringi mereka hingga ke layar televisi lokal, pernah berjalan bersama para pelaku seni ke tempat-tempat yang tak pernah saya bayangkan.
Bersama sahabat saya, Iwang, kami dirikan DKD TV, Dumai Vision, dan Bengkalis Vision.
Kami lelah. Tapi itu lelah yang menyenangkan.
Karena seni itu bukan beban—ia adalah pelipur hati.
🌘 Seni yang Pernah Tertidur, Kini Menunggu Dihidupkan Kembali
Ada masa ketika seni dan budaya tenggelam dalam diam.
Ia seperti tertidur tanpa mimpi, kehilangan ruhnya.
Bukan karena kurang cinta—tapi karena ia dipaksa tidur oleh mereka yang tak paham cara membangunkan jiwa.
Lembaga kesenian direnggut oleh orang-orang yang tidak mengerti arah.
Mereka tak punya program, hanya ambisi jabatan.
Sementara para seniman sejati perlahan menyingkir, terluka, atau memilih diam.
Mati suri. Bukan karena seni tak mampu bangkit, tapi karena tempatnya direbut oleh yang tak layak.
🤝 Kini Saatnya Kita Bergandeng Tangan
Mari kita jemput kembali seni dan budaya yang dulu pernah ditinggalkan.
Mari hidupkan kembali semangat yang dulu menyala terang.
Kita butuh pemerintah yang tidak cengeng, tidak menjadikan lembaga seni sebagai korban politik.
Seni bukan alat kekuasaan—seni adalah jiwa rakyat.
🔥 DKD: Karena Sudah Terlanjur Sayang
Saya masih bertahan di DKD Kota Dumai.
Bukan karena jabatan, tapi karena cinta yang tak bisa disangkal.
Saya bertahan karena saya percaya:
"Seni bisa tumbuh lagi, jika kita rawat bersama-sama."
Kini, saya melihat cahaya itu mulai menyala.
Semangat baru tumbuh.
Skil milenial mulai mengambil tempat.
Dan saya ingin menjadi bagian dari mereka yang menjaga nyala itu tetap terang.
📝 Pesan dari Saya:
"Sukses bukan milik mereka yang malas.
Semangat dan keterampilan akan menuntun pada cahaya.
Tapi ingatlah—jika kita lengah,
provinsi kita bisa tertinggal."
Seni itu lembut. Tapi ia kuat.
Dan saya percaya, selama masih ada yang setia menjaganya,
ia tak akan pernah benar-benar mati.

COMMENTS